Selasa, 30 November 2010

TINGKATAN PANGKAT DALAM TNI


TNI-AD
1
JENDERAL TNIJENDERAL TNI
2
LETJEN TNILETNAN JENDERAL TNI
3
MAYJEN TNIMAYOR JENDERAL TNI
4
BRIGJEN TNIBRIGADIR JENDERAL TNI
5
KOLKOLONEL
6
LETKOLLETNAN KOLONEL
7
MAYMAYOR
8
KAPTKAPTEN
9
LETTULETNAN SATU
10
LETDALETNAN DUA
11
PELTUPEMBANTU LETNAN SATU
12
PELDAPEMBANTU LETNAN DUA
13
SERMASERSAN MAYOR
14
SERKASERSAN KEPALA
15
SERTUSERSAN SATU
16
SERDASERSAN DUA
17
KOPKAKOPRAL KEPALA
18
KOPTUKOPRAL SATU
19
KOPDAKOPRAL DUA
20
PRAKAPRAJURIT KEPALA
21
PRATUPRAJURIT SATU
22
PRADAPRAJURIT DUA

TNI-AL
1
LAKSAMANA TNILAKSAMANA TNI
2
LAKSDYA TNILAKSAMANA MADYA TNI
3
LAKSDA TNILAKSAMANA MUDA TNI
4
LAKSMA TNILAKSAMANA PERTAMA TNI
5
KOLKOLONEL
6
LETKOLLETNAN KOLONEL
7
MAYMAYOR
8
KAPTKAPTEN
9
LETTULETNAN SATU
10
LETDALETNAN DUA
11
PELTUPEMBANTU LETNAN SATU
12
PELDAPEMBANTU LETNAN DUA
13
SERMASERSAN MAYOR
14
SERKASERSAN KEPALA
15
SERTUSERSAN SATU
16
SERDASERSAN DUA
17
KOPKAKOPRAL KEPALA
18
KOPTUKOPRAL SATU
19
KOPDAKOPRAL DUA
20
KLKKELASI KEPALA
21
KLSKELASI SATU
22
KLDKELASI DUA

TNI-AL MARINIR
1
JENDERAL TNI (MAR)JENDERAL TNI (MARINIR)
2
LETJEN TNI (MAR)LETNAN JENDERAL TNI (MARINIR)
3
MAYJEN TNI (MAR)MAYOR JENDERAL TNI (MARINIR)
4
BRIGJEN TNI (MAR)BRIGADIR JENDERAL TNI (MARINIR)
5
KOL (MAR)KOLONEL (MARINIR)
6
LETKOL (MAR)LETNAN KOLONEL (MARINIR)
7
MAY (MAR)MAYOR (MARINIR)
8
KAPT (MAR)KAPTEN (MARINIR)
9
LETTU (MAR)LETNAN SATU (MARINIR)
10
LETDA (MAR)LETNAN DUA (MARINIR)
11
PELTUPEMBANTU LETNAN SATU
12
PELDAPEMBANTU LETNAN DUA
13
SERMASERSAN MAYOR
14
SERKASERSAN KEPALA
15
SERTUSERSAN SATU
16
SERDASERSAN DUA
17
KOPKAKOPRAL KEPALA
18
KOPTUKOPRAL SATU
19
KOPDAKOPRAL DUA
20
PRAKAPRAJURIT KEPALA
21
PRATUPRAJURIT SATU
22
PRADAPRAJURIT DUA

TNI-AU
1
MARSEKAL TNIMARSEKAL TNI
2
MARSDYA TNIMARSEKAL MADYA TNI
3
MARSDA TNIMARSEKAL MUDA TNI
4
MARSMA TNIMARSEKAL PERTAMA TNI
5
KOLKOLONEL
6
LETKOLLETNAN KOLONEL
7
MAYMAYOR
8
KAPTKAPTEN
9
LETTULETNAN SATU
10
LETDALETNAN DUA
11
PELTUPEMBANTU LETNAN SATU
12
PELDAPEMBANTU LETNAN DUA
13
SERMASERSAN MAYOR
14
SERKASERSAN KEPALA
15
SERTUSERSAN SATU
16
SERDASERSAN DUA
17
KOPKAKOPRAL KEPALA
18
KOPTUKOPRAL SATU
19
KOPDAKOPRAL DUA
20
PRAKAPRAJURIT KEPALA
21
PRATUPRAJURIT SATU
22
PRADAPRAJURIT DUA

SEBELAS AZAS KEPEMIMPINAN

Taqwa, ialah beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa dan taat kepada-Nya

Ing Ngarsa Sung Tulada, yaitu memberi suri tauladan di hadapan anak buah.

Ing Madya Mangun Karsa, yaitu ikut bergiat serta menggugah semangat di tengah-tengah anak buah

Tut Wuri Handayani, yaitu mempengaruhi dan memberi dorongan dari belakang kepada anak buah.

Waspada Purba Wisesa, yaitu selalu waspada mengawasi, serta sanggup dan memberi koreksi kepada anak buah.

Ambeg Parama Arta, yaitu dapat memilih dengan tepat mana yang harus didahulukan.

Prasaja, yaitu tingkah laku yang sederhana dan tidak berlebih-lebihan.

Satya, yaitu sikap loyal yang timbal balik dari atas terhadap bawahan dan bawahan terhadap atasan dan ke samping.

Gemi Nastiti, yaitu kesadaran dan kemampuan untuk membatasi penggunaan dan pengeluaran segala sesuatu kepada yang benar-benar diperlukan.

Belaka, yaitu kemauan, kerelaan dan keberanian untuk mempertanggungjawabkan tindakan-tindakannya.

Legawa, yaitu kemauan, kerelaan dan keikhlasan untuk pada saatnya menyerahkan tanggung jawab dan kedudukan kepada generasi berikutnya

DELAPAN WAJIB TNI

Demi Allah saya bersumpah / berjanji :

Bersikap ramah tamah terhadap rakyat.

Bersikap sopan santun terhadap rakyat.

Menjunjung tinggi kehormatan wanita.

Menjaga kehormatan diri di muka umum.

Senantiasa menjadi contoh dalam sikap dan kesederhanaannya.

Tidak sekali-kali merugikan rakyat.

Tidak sekali-kali menakuti dan menyakiti hati rakyat.

Menjadi contoh dan memelopori usaha-usaha untuk mengatasi kesulitan rakyat sekelilingnya.

SUMPAH PRAJURIT

Setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Tunduk kepada hukum dan memegang teguh disiplin keprajuritan.

Taat kepada atasan dengan tidak membantah perintah atau putusan.

Menjalankan segala kewajiban dengan penuh rasa tanggung jawab kepada Tentara dan Negara Republik Indonesia.

Memegang segala rahasia Tentara sekeras-kerasnya.

SAPTA MARGA

Kami Warga Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bersendikan Pancasila.

Kami Patriot Indonesia, pendukung serta pembela Ideologi Negara yang bertanggung jawab dan tidak mengenal menyerah.

Kami Kesatria Indonesia, yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta membela kejujuran, kebenaran dan keadilan.

Kami Prajurit Tentara Nasional Indonesia, adalah Bhayangkari Negara dan Bangsa Indonesia.

Kami Prajurit Tentara Nasional Indonesia, memegang teguh disiplin, patuh dan taat kepada pimpinan serta menjunjung tinggi sikap dan kehormatan Prajurit.

Kami Prajurit Tentara Nasional Indonesia, mengutamakan keperwiraan di dalam melaksanakan tugas, serta senantiasa siap sedia berbakti kepada Negara dan Bangsa.

Kami Prajurit Tentara Nasional Indonesia, setia dan menepati janji serta Sumpah Prajurit.

SEJRAH SINGKAT KOMANDO PASUKAN KHUSUS (KOPASUS)


Sejarah kelahiran Komando Pasukan Khusus sebagai satuan tidak terlepas dari rangkaian bersejarah dalam kehidupan bangsa Indonesia, pada bulan Juli 1950, timbul pemberontakan di Maluku oleh kelopok yang menamakan dirinya RMS (Republik Maluku Selatan). Pimpinan Angkatan Perang RI saat itu segera mengerahkan pasukan untuk menumpas gerombolan tersebut. Operasi ini dipimpin langsung oleh Panglima tentara teritorium III Kolonel A.E Kawilarang, sedangkan sebagai Komandan Operasinya ditunjuk Letkol Slamet Riyadi.

Operasi ini memang berhasil menumpas gerakan pemberontakan, namun dengan korban yang tidak sedikit dipihak TNI. Setelah dikaji ternyata dalam beberapa pertempuran, musuh dengan kekuatan yang relatif lebih kecil sering kali mampu menggagalkan serangan TNI yang kekuatannya jauh lebih besar. Hal ini ternyata bukan hanya disebabkan semangat anggota pasukan musuh yang lebih tinggi atau perlengkapan yang lebih lengkap, namun juga taktik dan pengalaman tempur yang baik didukung kemampuan tembak tepat dan gerakan perorangan.

Peristiwa inilah yang akhirnya mengilhami Letkol Slamet Riyadi untuk mempelopori pembentukan suatu satuan pemukul yang dapat digerakkan secara cepat dan tepat untuk menghadapi berbagai sasaran di medan yang bagaimanapun beratnya. Setelah gugurnya Letkol slamet Riyadi pada salah satu pertempuran A.E Kawilarang.

Melalui Instruksi Panglima Tentara dan Teritorial III No. 55/ Inst / PDS /52 tanggal 16 April 1952 terbentuklah KESATUAN KOMANDO TERITORIUM III yang merupakan cikal bakal “ Korps Baret Merah ”. Sebagai Komandan pertama dipercayakan kepada Mayor Mochamad Idjon Djanbi, mantan Kapten KNIL yang pernah bergabung dengan Korps Special Troopen dan pernah bertempur dalam perang dunia II.

Dalam perjalanan selanjutnya satuan ini beberapa kali mengalami perubahan nama diantaranya Kesatuan Komando Angkatan Darat (RPKAD) pada tahun 1953, Resimen Pasukan KOmando Angkatan Darat) pada tahun 1952, selanjutnya pada tahun 1955 berubah menjadi Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD). Pada tahun 1966 satuan ini kembali berganti nama menjadi Pusat Pasukan Khusus TNI AD (PUSPASSUS TNI AD), berikutnya pada tahun 1971 nama satuan ini berganti menjadi Komando Pasukan Sandi Yudha (KOPASSANDHA).
Pada Tahun 1985 satuan ini berganti nama menjadi Komando Pasukan Khusus (KOPASSUS) sampai sekarang.

Setelah beberapa kali mengalami perubahan dalam organisasi, sesuai Surat Panglima TNI Nomor : B/563-08/05/06/ SRU tanggal 23 Maret 2001, maka struktur organisasi Kopassus saat ini terdiri dari :

- Makopassus, berkedudukan di Cijantung dengan sesanti Pataka “ TRIBUANA CHANDRACA SATYA DHARMA”.

- Grup-1/ Parako, berkedudukan di Serang dengan sesanti Dhuaja “ EKA WASTU BALADIKA ”.

- Grup-2/ Parako, berkedudukan di Solo dengan sesanti Dhuaja “ DWI DHARMA BIRAWA YUDHA”.

- Grup-3/Sandha, berkedudukan di Cijantung dengan sesanti Dhuaja “ CATUR KOTTAMAN WIRA NARACA BYUHA ”.

- Pusdikpassus, berkedudukan di Batujajar dengan sesanti Sempana “ TRI YUDHA SAKTI ”.

- Satuan-81/Gultor berkedudukan di Cijantung dengan sesanti Dhuaja “ SIAP SETIA BERANI “.

SEJARAH SINGKAT KOMANDO CADANGAN STRATEGIS ANGKATAN DARAT (KOSTRAD)




Sejarah perjuangan Komando Strategis Cadangan TNI Angkatan Darat (Kostrad) adalah bagian dari sejarah pengabdian TNI Angkatan Darat/ABRI dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan serta memelihara keutuhan wilayah nasional dan tetap tegaknya Negara Kesatuan RI (NKRI) yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Dimulai ketika pimpinan TNI Angkatan Darat menganggap perlu membentuk satuan militer yang bersifat mobil dan berkemampuan operasi lintas udara siap tempur dengan jangkauan ke seluruh penjuru tanah air.

Dari gagasan inilah dibentuk kelompok kerja untuk membahas pembentukan kekuatan yang mobil, dipimpin oleh Deputi I Kasad, Brigjen TNI Soeharto. Pada tanggal 6 Maret 1961, berdasarkan Surat Men/Pangad Nomor MK.KPTS.54/3/1961 tanggal 6 Maret 1961, disahkan Korps Ke-1 Caduad dengan singkatan Korra I/Caduad yang berkekuatan satu divisi infanteri dan satu pasukan inti brigade para, serta sejumlah besar satuan-satuan banpur (bantuan tempur) maupun nanmin (bantuan administrasi).

Dalam rangka reorganisasi Angkatan Darat maka pokok-pokok organisasi dan tugas Kostrad disahkan dengan Keputusan Kasad Nomor Kep/9/3/1985 tanggal 6 Maret 1985, yang susunan organisasi dan dislokasi satuan sebagai berikut: Markas Kostrad berkedudukan di Jakarta.

Divisi Infanteri I berkedudukan di Cilodong, Bogor, Jawa Barat, dan Divisi Infanteri II berkedudukan di Malang, Jawa Timur.

Sebagai konsekuensi dari pelaksanaan reorgnisasi ada satuan yang dilikuidasi dan ada dilimpahkan keluar/dalam Kostrad antara lain Grup 3 Kopassus menjadi Brigif Linud 3 Kostrad yang berkedudukan di Kariango, Ujungpandang.

Riwayat Penugasan

Penugasan dalam negeri selama di bawah kepemimpinan Pangkostrad Mayjen TNI Soeharto, antara lain bertugas dalam operasi Trikora, dalam rangka pembebasan Irian Barat tahun 1962-1963.

Satuan yang dilibatkan, kekuatan inti satu divisi infanteri dipimpin oleh Soeharto sebagai Pangkorra I/Caduad merangkap sebagai Panglima Komando Mandala.

Operasi Dwikora dalam rangka konfrontasi dengan Malaysia, tahun 1964-1966.

Satuan Kostrad yang terlibat adalah Kopur II dan Kopur IV, tergabung dalam Komando Mandala Siaga (Kolaga) dan Soeharto menjadi Panglima Kolaga.

Selanjutnya penumpasan G.30 S/PKI tahun 1965, satuan Kostrad yang terlibat adalah sebagian besar kesatuan Kostrad yang berada di Pulau Jawa. Operasi ini dipimpin langsung oleh Mayjen TNI Soeharto yang saat itu menjabat sebagai Panglima Kostrad.
Kostrad dalam operasi dalam negeri sudah terukir dalam sejarah yang menegakkan keutuhan NKRI.

Pangkostrad Pertama Mayjen Soeharto telah menggariskan strategi untuk menggagalkan kudeta yang dilakukan oleh Gerakan 30 September/PKI. Penumpasan G. 30 S/PKI tahun 1965 merupakan salah satu pengabdian Kostrad yang operasinya langsung dipimpin oleh Mayjen TNI Soeharto selaku Pangkostrad dan merupakan tonggak sejarah Orde Baru.

Begitu pula Opersi Seroja Timor Timur sejak tahun 1975. Satuan Kostrad yang dilibatkan meliputi semua Satuan Jajaran Kostrad baik satuan tempur, satuan bantuan tempur maupun satuan bantuan administrasi. Selanjutnya penumpasan GPK di Aceh, satuan Kostrad yang dilibatkan khususnya personel-personel yang tergabung dalam satuan tugas khusus seperti operasi Bintal taktis tahun 1991. Sedang penumpasan GPK Irian Jaya tahun 1986. Kostrad yang dilibatkan adalah semua Satuan Tempur Kostrad yang dikirim secara periodik.

Luar Negeri

Sesuai dengan cita-cita luhur bangsa Indonesia yang tertuang dalam Mukaddimah UUD 1945, yaitu ikut melaksanakan ketertiban dunia dan memelihara perdamaian abadi, maka untuk tugas-tugas yang dilaksanakan yang bersifat perdamaian internasional Kostrad senantiasa berpartisipasi aktif sebagai bagian dari pasukan PBB. Satuan Kostrad yang dilibatkan adalah penugasan Kontingen Perdamaian di Vietnam, tergabung dalam International Commitions of Controll and Supervition/ICCS.

Kontingen Garuda IV di Saigon, Vietnam Selatan tahun 1973 dipimpin Pangkopur Linud Kostrad Brigjen TNI Wiyogo Atmodarminto selaku Deputi Militer. Kontingen Garuda V di Vietnam Selatan tahun 1973-1974 dipimpin Brigjen TNI Harsojo. Kontingen Garuda VII di Vietnam Selatan tahun 1974 dipimpin Brigjen TNI Sukeni, kemudian digantikan oleh Brigjen TNI Bambang Sumantri.

Penugasan Kontingen Perdamaian di Timur Tengah sebagai Pasukan Penjaga Perdamaian (UNEF).

Kontingen yang disiapkan adalah Kontingen Garuda VI di sepanjang terusan Suez tahun 1973-1974, dipimpin oleh Kol Inf Rudini. Kontingen Garuda VIII di sepanjang terusan Suez tahun 1975-1976 dipimpin oleh Kol Art Sudirman Saleh, dilanjutkan oleh Kol Inf Gunawan Wibisono.

Kontingen Garuda IX yang tergabung dalam UNMOG sebagai misi perdamaian Irak-Iran tahun 1989-1991, personel Kostrad yang diberangkatkan adalah Letkol Inf Fachrul Razi, Mayor Inf Rachmat Saptaji, Kapten Kav Sumarto, dan Kapten Sahari Siregar.

Kontingen ke Kamboja tergabung dalam United Nation Transition Authority in Cambodia (UNTAC), yang bertugas sebagai misi perdamaian dalam mengawasi pembentukan negara Kamboja yang merdeka dan diakui dunia internasional. Satuan Kostrad yang terlibat adalah Kontingen Garuda XII-A tahun 1991, dengan inti pasukan Yonif Linud 503 dipimpin oleh Letkol Inf Erwin Sudjono.

Kontingen Garuda XII-B tahun 1992 dengan inti pasukan Yonif Linud 305, dipimpin oleh Letkol Inf Ryamizard Ryacudu. Kontingen Garuda XII-C tahun 1993 dipimpin oleh Letkol Inf Darmawi Chaidir. Kontingen Garuda XII-D tahun 1993 dengan inti pasukan Yonif 303 dipimpin oleh Letkol Inf Saptaji.

Penugasan Kontingen Garuda ke Bosnia sebagai bagian Pasukan Penjaga Perdamaian PBB yang tergabung dalam UNPROFOR (United Nation Protection Force) dengan tugas menyelenggarakan dukungan kesehatan tingkat II bagi Pasukan UNPROFOR, melakukan bantuan kesehatan dan melaksanakan evakuasi medis.

Satuan Kostrad yang terlibat adalah Kontingen Garuda XIV-A tahun 1994, yang berintikan Batalyon Kesehatan Divif-I, dipimpin oleh Letkol Ckm dr Heriadi M.Sc. Kontingen Garuda XIV-B tahun 1995 berintikan Batalyon Kesehatan Divif-I dipimpin oleh Letkol Ckm dr Budi Utoyo.

Kontingen Garuda XIV-C tahun 1995, dengan inti pasukan dari Batalyon Zeni tempur 9 dipimpin oleh Letkol Czi Anwar Ende.

Kontingen Garuda XIV-D tahun 1995 dengan inti pasukan dari Satgas Kes dipimpin oleh Kapten Ckm drg Nurjamil S. Kontingen Garuda XIV-E tahun 1996 dengan inti pasukan dari Batalyon Zeni Tempur-10 Kostrad dipimpin oleh Kapten Czi YD Prasetyo. Kontingen Garuda XIV-F tahun 1997 dengan inti pasukan Satgas Kes dipimpin oleh Letkol Ckm dr Azhar Kamal. Penugasan Kontingen ke Filipina/Moro sebagai bagian dari tugas PBB selaku military observer dipimpin oleh Brigjen TNI Kivlan Zein tahun 1995.

SEJARAH SINGKAT TNI-AD



Kelahiran TNI AD bersamaan dengan kelahiran TNI, dimana pada tanggal 5 Oktober 1945 Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan maklumat tentang peresmian pembentukan Tentara Kebangsaan yang semula berbentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR) menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR). TKR mempunyai tugas untuk mengamankan negara dan rakyat dari gangguan tentara pendudukan Inggris dan NICA. Pada saat itu TKR yang berintikan unsur Darat juga telah mempunyai unsur Laut, Udara dan Kepolisian. Disamping TKR dibentuk juga Laskar Rakyat sebagai organisasi perlawanan rakyat demi tegaknya Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945 seperti TRIP (Tentara Republik Indonesia Pelajar), TP (Tentara Pelajar) dan lain-lain.

Dengan Penetapan Pemerintah Nomor 2/SD/tanggal 12 Januari 1946 nama Tentara Keamanan Rakyat diubah menjadi Tentara Keselamatan Rakyat yang bertugas pokok menyelamatkan Negara Republik Indonesia dan rakyatnya dari bahaya penjajahan.

Selanjutnya TKR berubah menjadi TRI (Tentara Rakyat Indonesia) pada tanggal 25 Januari 1946 yang terdiri dari unsur TRI Darat, TRI Laut danTRI Udara. Pada tanggal 5 Mei 1947 Presiden RI menyatakan laskar dan barisan rakyat bersenjata ke dalam TRI Darat sehingga namanya menjadi TNI ADRI. Perkembangan berikutnya menjadi APRI (1969) dan selanjutnya kembali lagi menjadi TNI pada 1 April 1999.

Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 163 tahun 1999 tanggal 14 Desember 1999, tanggal 15 Desember ditetapkan sebagai Hari Juang Kartika TNI AD.


Senin, 29 November 2010

SPESIFIKASI SENJATA

1. AK-47 ( Avtomat Kalashnikova 1947, Rusia: Автомат Калашникова образца 1947 года)

adalah senapan serbu yang dirancang oleh Mikhail Kalashnikov, diproduksi oleh pembuat senjataRusia IZhMASh, dan digunakan oleh banyak negara Blok Timur semasaPerang Dingin. Senapan ini diadopsi dan dijadikan senapan standar Uni Soviet pada tahun 1947. Jika dibandingkan dengan senapan yang digunakan semasa Perang Dunia II, AK-47 mempunyai ukuran lebih kecil, dengan jangkauan yang lebih pendek, memakai peluru dengankaliber 7,62 x 39 mm yang lebih kecil, dan memiliki pilihan tembakan (selective-fire). AK-47 termasuk salah satu senapan serbu pertama dan hingga kini merupakan senapan serbu yang paling banyak diproduksi

Spesifikasi

Berat : 4,3 kg

Panjang : 870 mm (34¼ inci)

Panjang Laras : 415 mm (16,3 inci)

Magazen : 7,62 x 39 mm

Mekanisme : Operasi gas, bolt berputar

Rata² tembakan : 600 butir/menit

Kecepatan peluru : 710 m/s

Jarak efektif : 300 m

Amunisi : Magazen box 30 butir,
Magazen box RPK 40 butir,
Magazen drum RPK 75 butir

Alat bidik : Bidikan besi


2. Senapan Serbu 1 (SS1)


Inilah senjata yang lagi heboh karena dianggap filipina ilegal saat masuk kedalam negera tersebut.
SS-1 senjata yang dipakai dibanyak pertempuran seperti timor-timur dan aceh.Berikut spesifikasi senjata tersebut.

Spesifikasi
Kaliber : 5,56 x 45 m
NSN (National Stock Number) : 1005-45-000-1713
Barrel length : 449 meter
Overall length : butt extended: 997 mm
butt folded : 766 mm
Berat Kosong : 4,01 kg
Cyclic rate of fire (kecepatan peluru tiap menit): 720-760 rpm
Firing mode : single 3-round burst. Full auto save
Fight : mecanical.
Maksimum effective range (daya jangkau): 450 Meter
Finishing : black



3. M16

adalah senapan serbu buatan Amerika Serikat. M16 menggunakan peluru 5.56 x 45 mm NATO. Senapan ini digunakan sebagai senapan serbu utama yang di pakai infanteri Amerika Serikat sejak 1967. M16 juga dipakai oleh 15 negara NATO lainnya, dan merupakan senapanberkaliber 5.56 mm yang paling banyak diproduksi.

Spesifikasi

Panjang : 1.006 mm (39,5 in)

Panjang Laras : 508 mm (20 in)

Magazen : 5.56 x 45 mm NATO, .223 RemingtonKaliber5.56 mm (.223 in)

Mekanisme : Operasi gas, bolt berputar

Rata² tembakan : 750–900 butir/menit

Kecepatan peluru : 975 m/s (3.200 ft/s); 930 m/s (3.050 ft/s)

Jarak efektif : 550 m

Amunisi : Magazen pendek 30-butir dan panjang 150-butir


PERSYARATAN CALON PESERTA SELDIK SECAPA REGULER

Tuk rekan rekan seperjuangan 2104, Kapan kita dapat berkumpul bersama lagi, merasakan pahit manisnya pendidikan, berikut ini petikan lampiran surat kasad tentang persyaratan secapa reg. Bila tidak ada perubahan peraturan kita dapat mengikuti tes pada tahun 2016, "bagi yang sudah memenui syarat tentunya"

"SAMPAI BERTEMU DI PANORAMA"

 

PERSYARATAN CALON PESERTA SELDIK

SECAPA REGULER KECABANGAN TNI AD TP 2010

 

TENTARA NASIONAL INDONESIA

MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT

 

Lampiran I Surat Kasad

Nomor B / 2066 / X / 2009

Tanggal    2 Oktober 2009

 

1.      Persyaratan umum.

a.       Kondite dan prestasi kerja baik

b.      Berbadan sehat dinyatakan oleh PPBPAD (tidak bertato dan ditindik telinga).

c.       Tidak terlibat masalah Litpers

d.      Nilai kesegaran jasmani minimal 61

e.       Bagi Kowad  :

1)      Tidak dalam keadaan hamil selama pelaksanaan seleksi dan tidak boleh hamil selama dalam pendidikan

2)      Tidak mempunyai anak dibawah usia 18 (delapan belas) bulan

3)      Bagi yang sudah bekeluarga dilengkapi dengan surat izin dari suami.

4)      Bagi Bintara Kowad yang bersuami militer golongan pangkat Bintara, diizinkan mengikuti pendidikan Secapa Reg setelah suami golongan pangkat Perwira

 

2.      Persyaratan khusus

a.       Pangkat minimal Serka

b.      Masa dinas Bintara TMT 1 April 2010 :

1)      Abit Ba PK 13 tahun.

2)      Abit Ba Reg 12 tahun.

3)      Abit Ba PK berijasah S1/D3 12 tahun.

c.       Usia minimal 33 tahun (kelahiran 1 Maret 1977) dan maksimal 44 tahun (kelahiran 1 Maret 1966).

d.      Ijasah Dikum :

1)      Berijasah minimal SLTA/sederajat.

2)      Tidak berlaku ijasah SLTA sekolah formal yang diperoleh setelah jadi TNI kecuali ujian persamaan SLTA dan ijasah Paket "C".

e.       Fotokopi ijasah Dikum dilegalisir oleh :

1)      Pejabat personel satuan untuk ijasah SLTA yang digunakan pada saat Dikma menjadi Serda/Prada.

2)      Kadisdik Propinsi/Kota/Kabupaten penerbit ijasah untuk ijasah ujian persamaan SLTA dan Paket "C".

3)      Dekan Fakultas/Ketua Jurusan Sekolah Tinggi/Akademi Negeri/Swasta penerbit ijasah untuk D III dan S1.

f.       Bagi peserta yang memiliki ijasah ujian persamaan SLTA, Paket "C", D III dan S1, melampirkan surat keterangan pernyataan keabsahan ijasah dari Kadisdiknas/Dekan Fakultas/Ketua Jurusan Sekolah Tinggi/Akademi Negeri/ Swasta penerbit STTB/Ijasah.

g.      Sebagai pengganti surat keterangan/Pernyataan keabsahan ijasah, khusus Paket "C" ijasah dilampiri surat kelulusan dari Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Depdiknas Jakarta/Kadisdik Propinsi/Kota/Kabupaten dan untuk ijasah D III/S1 dilampiri Skep pengesahan tambah gelar kesarjanaan dari Dirajenad atas nama Kasad

h.      Mengikuti seleksi sesuai kejuruan/kecabangan masing-masing yang berpedoman pada kecabangan saat Dik Tahap II atau saat Diktuk untuk BA Reg (Dilarang merubah kecabangan tanpa melalui prosedur yang berlaku)

i.        Fotokopi bahan administrasi yang dilegalisir oleh pejabat personel :

1)      Kep Pengangkatan Pertama (Serda bagi Caba Milsuk/Milwa, Serda dan Prada bagi Caba Reg/KPLB/KPMT).

2)      Kep pangkat terakhir.

3)      Kep Pemilsukan bagi eks Milwa.

4)      Kep jabatan terakhir.

5)      Ijasah kejuruan Dikma Ba Tahap II untuk Ba PK dan ijasah Serda untuk Ba Reg.

6)      Ijasah Dikmil spesialisasi (bila ada).

3.      Pa lulusan Secapa Reg Cab TNI AD akan dikembalikan ke Kotama asal, kecuali atas pertimbangan khusus terhadap yang bersangkutan untuk kepentingan organisasi Angkatan Darat

4.      Bagi personel yang sedang/akan tugas operasi agar tidak diusulkan mengikuti seleksi pendidikan